Lari

Sebelumnya nggak pernah kepikiran kalau gue akan sepenasaran ini sama olahraga lari. Waktu masih sekolah dulu, paling nggak suka sama mapel OR atletik dan ambil nilai dari hasil lari keliling stadion. Capek. Panas. Keringetan. Nggak suka – banget.

Dan sebagai skolioser, gue selalu berpikir kalau gerakan lari berkontribusi dalam memberikan beban berat ke tulang punggung gue. So running is off the list, totally.

But people change, yes ? Awalnya cuma karena pengen nipisin kaki yang ketebalannya sangat merata dan awet, terpaparlah gue dengan olahraga lari ini beberapa bulan lalu. Mulanya hanya sanggup lari 2 menit, sampai akhirnya nekat ikut virtual race 5K and I finished it. What a personal breakthrough! Bangga!

Tapi bagaimanapun, gue termasuk yang cukup telat untuk mulai olahraga lari ini. Jadi kalau nggak hati-hati, I could get myself injured atau gue nggak akan bisa lari berlama-lama. To this extent, I decide to learn how to run.

Belajar Lari

Awal-awal mulai lari, gue banyak tanya ke teman yang jam larinya udah ribuan km. Ternyata lari nggak sekedar lari aja. Banyak hal yang harus diperhatikan pada saat kita berlari karena itu bisa pengaruh ke endurance, speed, jarak lari dll. Lari adalah repetitive movement di waktu yang nggak sebentar. Jadi kebayang kan kalau gerakan kita ternyata salah dan dilakukan berulang-ulang, apa akibatnya ke tubuh kita. Itulah kenapa gue sekarang belajar lari sama pelatih yang mumpuni di bidangnya. Diajarin teknik dasar lari, latihan kesabaran buat naikin endurance, dan yang penting memperbaiki running form gue yang masih sering bubar.

Sebenernya nggak muluk-muluk juga sih cita-cita gue akan lari ini. Minimal bisa lari 5K dengan nyaman di pace kecil. And I’m totally aware of my physical condition – I have scoliosis, bad posture, overpronation feet dan umurnya udah banyak. So I know that it will take more effort and longer time to get there. Jadi, apa yang perlu dilakukan oleh newbie seperti gue pertama kali? Buy a pair of running shoes, tentunya.

Running Gears

Kadang keliatannya sepele dan nggak penting, but believe me, these gears selain berfungsi memperkeren penampilan kita juga bisa boost up our mood ketika lari:

~ no endorsement yaw ~
  • Running shoes

Life would be a lot easier when you have normal feet. I mean in terms of choosing running shoes. Kalau kakinya overpronation macam gue, agak sedikit repot karena harus cari sepatu yang support si overpronation ini (stability shoes). Buat newbie kaya gue, cukuplah dimulai dari 1 pasang sepatu dulu sampai benar-benar oke larinya. Selanjutnya bolehlah jajan sepatu baru as a reward – misalnya jarak tempuh baru dengan pace yang makin mengecil. Atau tiba-tiba pengen nyobain trail running, that’s a perfect excuse to buy a new pair.

  • Sport watch

Gunanya selain bikin penampilan tangan lo makin keren, si sport watch ini bisa ngukur jarak, pace, cadence (jumlah langkah kaki), heart rate, VO2 max dan bahkan di aplikasi salah satu sport watch ada fitur virtual coach untuk lari 5K atau 10K lengkap dengan menu latihannya. Seru kan.

  • Running tops/bottoms

Lari ini keringetannya kan parah ya. Jadi buat gue, kaos/celana lari yang bahannya nyaman itu penting banget. Paling oke sih yang bahannya dri-fit gitu. Any brands will do, dan yang penting juga: ramah di kantong. $$$.

  • Running sunnies

Ini sebenernya butuh nggak butuh. Tapi kalau gue sih butuh karena belakangan cuaca di Bekasi ini cukup ekstrim ya. Jam 7 pagi aja matahari udah mencrong sinarnya. Silau. And again, it completes your look. By the way, running sunnies beda ya dengan fashion sunnies. Yang kheses untuk lari itu didesain no bounce dan no slip even when sweat is all over your face. Hassle free guaranteed.

  • Music

Gue nggak akan sambil nyanyi juga sih larinya. But this helps you to concentrate and to eliminate noises from the street. Tapi nggak boleh terlalu kencang juga ya pasang musiknya, selain nggak bagus buat telinga juga kita tetap harus aware kalau ada kendaraan yang akan lewat dari belakang kita. Stay safe.

~~~~~~~~~~~~~~

But above all, it’s much better to get yourself trained by a Pro. Seperti yang gue bilang di atas, the correct running form will help you to avoid injuries. Banyak tutorial lari di internet dengan instruksi yang mudah dipahami, tapi tetap tidak bisa menggantikan seorang coach lari. A coach will teach you, train you, motivate you and he is the good source to ask anything about running.

Oh ya, satu lagi yang juga penting adalah warming up dan cooling down. Ini satu dari banyak hal yang bisa menghindarkan kita dari cedera. Postingan selanjutnya, I’ll share with you the many benefits you can get from running.

Cheers!

triumph!

Perjodohan


Namanya JLa. Betina. Waktu itu umurnya sekitar 8-9 bulan. Masih kecil, masih suka petakilan main dan lari sana sini. Tapi untuk kucing betina, umur segitu adalah umur pertama kali mereka birahi. What her body wants, she couldn’t resist. Mating season.

 

Namanya Chewie, short from Chewbacca. Jantan. Umurnya sekitar 2 tahun lebih dan sudah disteril. Perubahan setelah disteril: jadi petakilan seperti kucing kecil, makan makin banyak dan badan makin berat! Tapi yang jelas, semakin dia besar, semakin kece dia. Laaff!

 

Panggil saja dia Michael. Jantan. Kucing tetangga, entah rumah yang sebelah mana. Pertama kali datang ke rumah waktu JLa lagi birahi. Mungkin aroma birahinya yang bertebaran kemana-mana mengundang Michael untuk mampir ngecek. Sejak pertama kali main ke rumah, sampai sekarang Michael masih sering mampir. Biasanya datang setelah magrib.

Ada satu lagi kucing yang beredar di rumah pada saat JLa birahi. Kucing lokal. Sebut saja dia Ujang. Berpenampakan seperti kucing lokal pada umumnya: kurus, nggak ganteng, tapi gesit.

                                                                ~~~~~~~~~~

Awalnya gue nggak ngeh kalau it was mating season for JLa. Tapi setelah ada perubahan-perubahan perilaku yang jelas-jelas menunjukkan bahwa JLa sedang birahi, barulah gue sedikit panik. Panik karena Chewie sudah disteril. Pilihannya pada waktu itu adalah membiarkan sampai ada kucing lokal datang atau mencarikan penjantan rumahan untuk JLa. Tapi we were running with time karena masa birahi hanya beberapa hari. Pasrah. Sampai kemudian satu malam, muncullah Michael dan Ujang, sama-sama ngedeketin JLa. Dan, just like any mom would do to her daughter, gue skrining dua kucing jantan yang lagi ngedeketin JLa itu. Dimulai dari penampilannya.

Dari segi penampilan, jelas-jelas Michael sang pemenang. Si medium persia ini punya fisik yang bagus serta terlihat sehat dan terawat. Perawakannya sedang tapi cukup kekar. Bulunya halus meski tidak begitu tebal. Mukanya juga lumayan ganteng. Mamak yang sedikit terobsesi untuk mendapatkan pejantan dari kelompok ras untuk JLa, tentu langsung memilih Michael. Udah kebayang lucunya anak-anak mereka, campuran JLa yang mix mainecoon-persia-lokal dengan Michael si medium persia. Cucok!

Singkat cerita, setelah diawali drama di pagi hari, akhirnya Michael berhasil dikandangkan bersama JLa. H2C juga takut kepergok si pemilik, nanti dikira gue nyulik kucing dia. Padahal kan cuma pinjem aja buat dikawinin, nggak niat buat diambil.

Waktu gue tinggal ke kantor, dua kucing itu di kandang saling serang. Aneh juga, padahal waktu belum sekandang, mereka oke-oke aja. Si JLa sama sekali nggak masalah dideketin Michael. Sampai akhirnya Michael dibebastugaskan oleh nyokap (baca: dilepas) sekitaran jam 9 pagi karena menurut nyokap mereka nggak berhenti-henti berantem bahkan si Michael diserang terus sama JLa. Whew, talk about female’s hormone here!

Jadi Saudara-saudaraku yang budiman, cinta itu tak bisa dipaksakan. Perjodohan, tidak apa mereka saling dikenalkan, tapi lebih baik hanya sampai disitu saja. Selebihnya biarkan berjalan sendiri. Kadang memang orangtua terdorong untuk mencarikan (jodoh) yang terbaik (menurut versi orang tua) untuk anaknya, tapi kalau tidak ada rasa suka atau cinta, tak usahlah dipaksakan sampai dikandangin bareng segala. Biarkan hati yang berbicara dan menuntun langkahnya. 

Tsaahhh!

 

In Memoriam – JLa.

Nyemplung weekly

‘One’s gotta have something enjoyable and fun to do to keep their mind sane’ ~ my quote ~

Selain candy crush’ing dan reading novel, beberapa bulan ini gue lagi teratur berenang seminggu sekali — to keep my mind sane and relax. Nyemplung weekly. The ultimate goal nya sih untuk sehat, karena sadar  selama ini kurang banget gerak/olah tubuh. The other goal nya adalah supaya nanti bisa sombong sedikit, bisa berenang bolak balik dari ujung ke ujung seperti orang-orang lain. Hihihi…

Agar teratur seminggu sekali, gue memutuskan untuk ambil les privat berenang. Belajar berenang dengan gerakan yang benar, nggak cuma asal bisa ngambang di air dan bisa maju. Kalau gerakan benar, gue yakin bisa membantu postur badan gue jadi lebih baik. Apalagi untuk Skolioser seperti gue, olahraga yang sangat dianjurkan adalah berenang. Dan karena gue bukan si body-kinetic-type-of-person, nggak akan bisa lah gue belajar berenang sendiri by learning from youtube or just observing other people.

Jadilah gue berenang teratur di Sport Club komplek sebelah. Dapat coach yang asik banget — anak UNJ semester terakhir — dan sangat paham  dengan kebutuhan mamah muda macam gue. 3 bulan lebih sudah gue latihan sama dia, sekarang satu gaya udah oke (gaya bebas), udah mulai nemu celah enaknya bagaimana. Tinggal belajar satu gaya lagi: gaya punggung. Karena gue skolioser, maka gaya berenang yang dianjurkan hanya gaya bebas dan gaya punggung. Kenapa? Karena di dua gaya ini, pada saat berenang posisi badan dibuat lurus (dari kepala sampai kaki) yang sangat baik dan bisa menjadi salah satu terapi untuk punggung yang terkena skoliosis.

Do it Right to avoid Injuries

Yup. Injuries. Meski berenang sering disebut olahraga paling aman karena sifatnya yang low impact dan berada di dalam air, tapi kalau kita melakukannya dengan gerakan yang salah, maka cedera pun bisa menghampiri kita. Cedera yang terbanyak adalah cedera lutut, disebabkan ketika kaki paddling/kicking the water (hmm mengayuh atau apa ya istilahnya) gerakannya bukan berasal dari otot paha tetapi dari lutut. Rasa sakit akibat cederanya pun tidak serta merta terasakan. Tapi akan muncul beberapa lama kemudian sebagai akumulasi dari gerakan yang salah tersebut. Itu salah satu contohnya.

Untuk gue, kondisi skoliosis dengan pen yang tertanam di punggung membantu menciptakan indikator sendiri untuk gerakan renang yang salah. Kalau setelah berenang terasa pegal dan nyeri di punggung bawah (daerah sekitar tulang ekor), itu tanda-tanda bahwa selama berenang badan gue kurang lurus dan kurang naik. Badan yang kurang naik juga bisa dirasakan dari gerakan kaki. Apabila gerakan kaki terasa berat, maka artinya badan kita kurang naik atau memang kita sudah capek berenangnya. Hehehe…

Addicted

So i’m kinda addicted to this new activity. The more I learn, the more eager I am to make my moves better, if to perfect it is a bit way too much.  First weeks were killing, dan begitu pun minggu-minggu setelahnya (hohoho). And you know what, I think swimming kinda ruin my diet. Since my appetite grows a lot! I don’t know what went wrong, but I do eat a lot than before. My!

Some other things that make me addicted to go to the pool (at least) once a week are the chances to meet new people. Gue jadi punya kenalan ibu-ibu yang kalau berenang bisa 1 jam nonstop muterin kolam renang, padahal she’s over 60 years old, I believe. Dan dari hasil bincang-bincang di ruang ganti, ibu ini memang diharuskan rutin berenang oleh dokternya sebagai salah satu terapi untuk lututnya. Jadi dari beliau di kursi roda, pakai tongkat sampai akhirnya bisa jalan sendiri, semua itu hasil dari rutin berenang. Mantaf!

Observing other Club member juga menjadi sesuatu hal yang menyenangkan. Ada bapak-bapak around 50 years old yang kalau berenang gerakannya oke banget. Badannya slim dan he looks so fit for his age. Semua gaya renang rasanya dia bisa. Dan untuk gerakannya itu,  gue kasih dia nilai 100. Oke banget!

Juga ada mas-mas around 30 years old yang kalau berenang bajunya itu-itu aja. Well, gue juga sih itu-itu aja bajunya hehehe toh cuma seminggu sekali. Satu hal menarik dari mas-mas ini adalah, dibanding dengan bapak-bapak yang gue sebut diatas, mas-mas ini termasuk yang badannya ‘berisi’. Tapi beliau lincah loh gerakannya. Yang gue notice juga, dia bisa berenang gaya bebas, gaya dada dan gaya kupu-kupu. Dan dari keseluruhan gaya tersebut, gerakannya oke semua. Keren!

Satu lagi, ada bapak-bapak around 45 years old yang kalau berenang memadukan gaya bebas dan gaya dada. Kreatif memang tapi khawatir cedera juga sih lama-lama.

Happily!

As people say, do something happily then you’ll enjoy it. So yes, I’m happy that I can swim better now. I’m happy to be in the water for at least one hour a week, despite the effect it caused that my skin a bit darker and dryer now. I’m happy to feel worn-out yet fresh after swimming. I’m happy that I made new friends at the pool, listening to their stories and thoughts give me interesting insights about life. I’m happy that I can spare  my time to give my body its right to be treated positively. And I’m happy that canteen at the pool provides indomie goreng and rebus deliciously, and their snack – makaroni kering -, is the best I ever have!!!!

 

PS. Inspired by my dearest friend teh Yis Yusuf, who consistently spends her morning at the pool at least 3 days a week. Bravo!

 

 

 

 

 

 

 

Cramsisco XI, Pensi Rasa Konser

Pensi  (Pentas Seni) anak SMP jaman sekarang ternyata beda banget sama jaman gue sekolah dulu (duh !). Untuk konsep more or less sama lah ya dari masa ke masa, tapi untuk tempat, kreativitas, pengisi acara dan overall performance,  itu semua sudah berevolusi menjadi jauh lebih KEREN dan SUPER KREATIF!

SMPN 115 Jakarta (Smabel) punya pensi yang secara reguler diadain di akhir Semester I tahun pelajaran berjalan. Cramsisco, namanya. Untuk tahun 2016, Cramsisco di tahun ke 11 ini mengusung tag line “Cramsisco XI, Reborn to Glory”. Belum tanya-tanya juga ke anak-anak itu apa yang dimaksud dengan Reborn to Glory, but anyhow, it does sound so cool, guys !

Selang 1 bulan setelah sekolah dimulai, which means still 4 months away from the D-day,  gaung Cramsisco XI ini sudah menggema di antara anak-anak Smabel. Flyer sudah beredar di sosmed, Official Accountnya sudah aktif mengiklankan kegiatan ini dan Tiket pun sudah mulai dijual. Kelihatan banget kalau anak-anak ini well prepared and stick to the timeline, terlepas dari Cramsisco ini sudah berjalan rutin beberapa tahun dan pastinya mereka pakai jasa EO. Waktu pertama kali lihat flyernya, cuma bisa komen “wow”. Nggak kelihatan kalau ini pensi anak SMP. Lihat daftar artis pengisi acara juga lumayan bikin otak mamak ini langsung menghitung minimum pengeluaran hanya untuk bayar para artis ini aja.  Dengan HTM Rp 100.000,-, kebayang lah effort para panitia untuk mencari tambahan dana dari para sponsor dan donatur.

img_4612

Senin 19 Desember 2016 Cramsisco XI pun digelar di Main Hall Kota Kasablanka. Dari daftar artis yang ada, gue cuma tau satu nama: Sheila On 7. Selebihnya, blas nggak ngerti. Meski anak gue udah jelasin ini siapa, itu siapa, lagunya yang ini dan yang itu,  well, sorry to say dear, I still have no idea who these young artists are. Total darkness.

Seperti yang udah gue bayangkan sebelumnya, KoKas sore itu dipenuhi oleh remaja abg seliweran who obviously were the audience of Cramsisco XI. You can tell from the wristband they are wearing. In groups and mostly in black outfit (I have no clue whether Black outfit was their dresscode, but my daughter told me that she and her friends were wearing black), they did seem to enjoy the day. They reminded me of my early years of teenager, tapi yang jelas pada masanya gue terlihat lebih polos dari mereka (hohoho). Chatting and laughing,  their excitement suddenly filled the air, made me want to rush inside the Main Hall and have a look at what they were so exciting about.

And it sure was SOMETHING that they were so exciting about !

img_4625

KoKas Main Hall had been turned into a CONCERT hall ! With that big and large stage in front, 2 wide screens at both sides of the stage, perfect sound system, excellent work of lighting, itu benar-benar bukan Pensi, tapi KONSER! I entered the Hall with my jaw dropped, couldn’t believe what I was seeing. Gue datang untuk nonton Pensi , tapi yang ada di depan mata adalah Konser ! Luar biasa. Pensi rasa Konser !

I looked around, mencoba mencerna apa yang sedang terjadi. Sheryl Sheinafia was on stage, and the crowd was crazy about her. She is a nice girl, cute and have a sweet voice. Didukung oleh sound system yang keren banget, suaranya terdengar sangat jernih. Meski gue berdiri di bagian belakang Main Hall, thanks to the wide screens, gue jadi bisa lihat jelas penampakan neng Sheryl ini. And talk about lighting, two thumbs up ! 

img_4626

Next artist: Soundwave. Again, I was in total darkness about this duo; a young lady do the singing and a handsome young man do the DJ’ing, along with 2 energetic dancers. Lagu-lagu yang dibawain bikin the crowd gone wild: menghentak, the beat was up high dengan lagu-lagu yang membuat anak-anak abg itu tak hentinya menggoyangkan badan. Disko, ajojing ? You name it. Dan kali ini penonton disuguhkan  dengan sajian gun smoke di panggung yang lagi-lagi I really didn’t think it was coming. Awesome !

The night is still young…

…but Mamak is very drowsy. Menuju ke puncak acara (SO7 on stage) yang entah jam berapa karena akhirnya gue pulang duluan, performance di panggung diisi juga oleh penampilan anak-anak Smabel: Tradibels, Zsiela, Melodius Voix, 115 Choir, SMABEL’s Dance Crew, dan GRASS!!. I had a chance to watch SMABEL’s Dance Crew performing and it was great.  Alih-alih muncul di panggung dan langsung nge’dance, anak-anak ini mengemas performance tarian mereka menjadi sebuah show, with a story to tell. Film pendek tentang pertemanan mereka di SMABEL’s Dance Crew ditayangin di layar besar diatas panggung. Dan itu menjadi bagian dari tarian mereka. Keren. Not to mention their dance moves, nggak kalah deh para penari profesional ! 

Untuk Cramsisco first timer macam gue, this event was super Wow ! Hats off untuk para Panitia, anak-anak Smabel, jajaran Guru pastinya dan para orang tua murid. Pensi rasa Konser benar-benar gue rasakan disini. Semuanya keren. Mulai dari ticketing, photobooth, stand makanan dan minuman, semua tertata rapi. Tata panggung, sound system, lighting dan performance para pengisi acara, semuanya all out, keren-keren banget. Untuk pensi anak SMP, this one was absolutely super duper cool !

Kudos to everyone !

** for more coverage on Cramsisco XI, you can visit their official IG @cramsiscoxi

 

Nikmati Citarasa Kari Khas Jepang di A&W Restoran

aw logoMau coba sajian unik nasi yang berbalut kari khas Jepang dengan tiga pilihan protein yaitu ayam, ikan dan udang? Yuk datang ke A&W Restoran yang terdekat dengan lokasi kamu dan cuzzz langsung pilih A&W Japanese Curry Premium Mixbowls di sana.

Wait, what ? Menu kari khas Jepang di A&W Restoran ?

jkt48Ya, terpaan tren budaya Jepang ke Indonesia membuat A&W Restoran mengeluarkan varian menu baru ala Jepang selain menu ala Amerika yang sudah dikenal luas oleh publik. Dan untuk menguatkan nuansa Jepang, A&W Restoran pun menggandeng JKT 48 sebagai Brand Ambassador menu terbaru ini. JKT 48 sebagai icon pop budaya Jepang asal Indonesia diharapkan mampu untuk menarik minat kaum muda Indonesia untuk menikmati persembahan terbaru dari A&W Restoran.

“Sudah menjadi komitmen A&W® untuk memberikan variasi menu internasional dengan kualitas terbaik dan memakai bahan-bahan segar yang pastinya akan menghadirkan kenikmatan tersendiri dan cocok dengan lidah masyarakat Indonesia,” jelas Suryo Wiratno, selaku Product Development and Quality Assurance Manager – A&W® Restaurants Indonesia.

Diluncurkan di awal September 2016, menu teranyar ini selain dapat dinikmati secara dine in di A&W Restoran juga dapat kamu grab ‘n go atau delivery sehingga kamu dapat menikmatinya kapan saja dan dimana saja. Dengan kemasan khusus ala kotak Bento Jepang yang praktis dan tahan panas, makanan dapat dihangatkan langsung di dalam microwave tanpa harus berganti wadah. Mutu dan kesegaran makanan pun akan selalu tetap terjaga karena makanan berada dalam kemasan yang tertutup rapat.

rooty bearDengan harga yang sangat terjangkau mulai dari Rp 27.500,- sebelum pajak, A&W lovers dapat membeli A&W Japanese Curry Premium Mixbowls ini secara ala carte atau combo dengan A&W Root Beer, minuman andalan A&W® yang tentu saja cuma ada di gerai A&W Restoran. 

I am no big fans of Curry but once I had A&W Japanese Curry Premium Mixbowls served on my table, it really caught my attention. Nasi putih hangat disandingkan dengan kuah kari yang terlihat kental dengan warna brownish cantik berisi potongan dadu kentang dan wortel segar. Pilihan ayam, ikan atau udang disajikan diatas nasi dan ditaburi dengan irisan kecil daun bawang. Semerbak aroma khas kari dan perpaduan warna yang menarik antara nasi, kuah kari beserta isinya, lauk protein dan hijau segar daun bawang sungguh menggoda selera.

chicken
Japanese Curry Premium – Chicken

Kuah kari adalah yang pertama dicoba untuk menuntaskan rasa penasaran. Dengan kekentalan yang pas, rasanya pun telah disesuaikan dengan lidah konsumen Indonesia.  Gurih rempah-rempahnya juga terasa sangat pas. Enak. Nasi putihnya hangat dan padat. Meski ditempatkan dalam satu wadah dengan kuah kari, to my surprise, kuah karinya tidak bercampur dengan nasi mulai dari lapisan atas nasi sampai ke lapisan bawah. 3 pilihan protein (ayam, udang, ikan) yang digoreng tepung masih konsisten dengan rasa signature A&W®. Crispy, lembut dan gurih dagingnya. Apalagi dilengkapi dengan A&W Root Beer yang fenomenal,  it surely does satisfy my taste buds. 

fish
Japanese Curry Premium – Fish

“Saat pertama kali mencoba A&W Japanese Curry Premium MixBowls, aku langsung merasakan sensasi cita rasa kari khas Jepang yang langsung mengingatkanku dengan kampung halaman. Cita rasanya benar-benar nikmat, mulai dari aroma, tekstur saus kari, sayuran yang segar hingga gurihnya ayam,” kata Haruka, member JKT 48 dan Brand Ambassador dari A&W Japanese Curry Premium Mixbowls.

Japanese Curry Premium - Prawn
Japanese Curry Premium – Prawn

Jadi yuk tunggu apalagi, cepat datang ke A&W Restoran dan cobain A&W Japanese Curry Premium Mixbowls singulair 10mg.

Hari hujan, jalanan macet atau kamu terlalu mager untuk kemana-mana ? Don’t worry, langsung telepon aja A&W Delivery 14061 atau pesan online di http://awdelivery.co.id/japanese.html. Pesanan Japanese Curry Premium Mixbowls kamu akan segera diantar ke tempat tujuan !


Don’t Breathe

Nonton film yang berating 86% di Rotten Tomatoes ini, seru juga. Penuh dengan ketegangan dan akhir cerita yang unpredictable, bolehlah Fede Alvarez sang Sutradara dan Sam Raimi sebagai Produser dapat acungan jempol. 

Don’t Breathe bercerita tentang 3 orang sekawan (Rocky, Money dan Alex) yang berencana untuk merampok rumah seorang veteran tentara yang konon menyimpan banyak uang di rumahnya. The veteran is a blind man, but then it turns out that he is not as helpless as he seems. And when the 3 people think they can get away with the money easily, turns out they could not. They must find a way to escape the house, or they will become the next victim.

Anyhow, pak Veteran buta ini mengingatkan gue sangat akan  Si Buta dari Goa Hantu.  Bertubuh tinggi besar dan berperawakan atletis, dia tinggal sendirian di pemukiman yang sudah terbengkalai dan hanya ditemani oleh anjing penjaganya.  Cukup  mirip dengan si Buta yang tinggal sendirian di dalam goa dan hanya ditemani oleh monyet kecilnya, ya kan?  Cuma pak Veteran ini bukan tokoh jagoannya,  he is more the villain eventhough he is also the victim of the burglary.

Meski buta, si pak Veteran  is very well trained to live his life without his sight. Memaksimalkan panca inderanya yang lain, dia dapat dengan mudah menembak tepat mengenai sasaran, melawan para perampok, and even he keeps a hostage in his basement ! {spoiler, people!!}

So it’s about revenge, everybody. His only child died and the killer got away easily thanks to the family’s wealth. They paid him a huge amount of money but it didn’t stop him from paying back. He wants his child back, not in the voodoo magic way of bringing up the dead, but in other way which is I must say quite surprising.

I really like how the story evolved from what I think as a usual burglary attempt and normal people vs a blind man, to a story of how a blind man ‘can do so much thing’ in the name of love. It also  emphasizes that being a disabled person does not mean you are helpless and rely on other people to live your life. Losing one of your five senses is not the end of your world. In the other hand, it will strengthen your other senses and there are still many things could be done with what’s left.

Be grateful with what you have.

Always.

 

 

 

 

 

 

 

Suicide Squad

Which squad are you? MARVEL, of course!!

Once again, DC’s second movie this year after BVS, is losing it to Marvel’s second movie X-Men: Apocalypse. Apart from Margot Robbie who nailed it in playing as (hot) psychopath dr Harley Quinn, the rest of the film is dull. Even Will Smith is losing his charms.

Berlatar belakang di Gotham City, film ini bercerita tentang Amanda Waller (somekind of US Govt secret agency leader) yang mau bikin sekelompok pasukan ‘tentara’ yang terdiri dari para penjahat ternama di bidangnya: Deadshot (Will Smith) yang jago tembak and never miss a target, dr Harley Quinn (Margot Robbie) yang dulu adalah psikiaternya Joker di penjara tapi terus berubah jadi psikopat dan menjadi pacarnya Joker, Killer Croc (Adewale) — I surely miss the part yang describing kenapa dia jadi seperti mutan buaya gitu, El Diablo (Jay Hernandez) yang keren banget sebenernya bisa mengeluarkan api dari tangannya dalam berbagai macam bentuk, Capt Boomerang (Jai Courtney) yang jago berbumerang, dan Slipknot (Adam Beach) yang scenenya di film ini hanya beberapa saja dan langsung dimatikan (oops, spoiler!). Pasukan ini dipimpin oleh Colonel Rick Flag (Joel Kinnaman — somehow mukanya familiar but I still can’t recall dia pernah main di film apa) yang wing-girl nya adalah Katana (Karen Fukuhara) seorang gadis jepang yang konon jago banget main samurai.

Singkat cerita, pasukan ini harus melawan tokoh jahat demon Enchantress (Cara Delevingne) dan saudara lelakinya yang berambisi untuk menaklukkan dunia (typical). Sebenernya Delevingne kurang cocok sih menurut gue untuk peran ini, lebih pas macam Angelina Jolie ya kalau untuk tokoh demon, ekspresi demon-nya lebih dapat. Belum lagi akting meliuk-liukkan badannya yang gengges pada waktu dia mengumpulkan energi untuk membuat ‘mesin’. Ngga banget.

Another villain di film ini adalah Joker (Jared Letto). Harapannya bisa liat akting Letto yang okenya maksimal seperti waktu dia main di Dallas Buyers Club. Tapi kok ya jadi aneh ya dia jadi Joker disini. Apalagi kalau dibandingin sama Heath Ledger sebagai Joker di Batman The Dark Knight, j a u h banget. Too much accessories not needed for a Joker.

And now credit goes to .. Margot Robbie !! she is so damn hot and pas banget bawain tokoh dr Quinn, dari awalnya yang normal sampai jadi psikopat. Celetukan-celetukan ngeselin tapi lucu dan body languagenya yang seksi banget tapi ngga murahan, semuanya dapet. Gue aja yang cewe seneng banget liatnya, apalagi para lelaki deh…

Alur cerita di bagian separuh pertama was so dragging. Pengenalan para tokoh squadnya juga standar, nothing special. Separuh kedua pada saat mulai adegan tembak menembak dan berantem ngelawan para demons juga boring. Beberapa fighting scene dibuat mode slow motion yang menurut gue kurang perlu.

Anyway, this is my personal opinion ya, no hard feelings for DC fans.  Meskipun begitu, masih menantikan kok upcoming DC film “Justice League” yang sepertinya dan seharusnya lebih keren daripada dua film DC tahun ini.

And, can we have someone re-do the Batman costume please? the last one was so bulky that it looked like Batman gained lot of weights 

Scoliosis, Living with the Curve

Skoliosis adalah suatu kondisi dimana bentuk tulang belakang melengkung ke samping membentuk huruf C atau S. Pada banyak kasus, skoliosis terjadi pada anak perempuan dan tidak bisa dicegah karena sifatnya yang idiopathic (tidak diketahui penyebabnya). Tapi dalam beberapa kasus, skoliosis bersifat degeneratif  (kerusakan secara perlahan-lahan, biasanya menimpa orang dewasa) dan juga bersifat congenital  (bawaan, pertumbuhan tulang belakang tidak normal dari sejak dalam kandungan).

*disarikan dari wikipedia dan sumber lain.

scoliosisspine

Diagnosa

When I was first diagnosed with Scoliosis, I was in my adolescent years, in 1991-1992. It was my auntie who found that my back was in not-so-normal shape, especially when i was sitting on the floor and a bit crouching. Konsul medis yang pertama adalah ke RS Fatmawati, yang kemudian dirujuk ke dr Subroto Sapardan, SpB, SpOt (alm) di RS Setia Mitra. Beliau adalah Maha Guru Dokter Spesialis Bedah Orthopedi yang sangat ahli dalam masalah Skoliosis dan he was very well known in Asia for his expertise. Hasil dari konsul pertama ke beliau  adalah positif Skoliosis, dengan bentuk lengkung huruf C terbalik dan derajat kemiringan sekitar 49 derajat.  Dokter pun menyarankan agar dilakukan tindakan operasi koreksi dengan cara pemasangan pen secepatnya. Cara penegakan diagnosa selain dengan X-Ray adalah I was told to bend in Ruku position, then it was easy to say that I had Skoliosis, from the shape of my back of which the right scapula is higher than the left one. Yang berarti bahwa dengan melengkungnya tulang punggung menyebabkan tulang belikat sebelah kanan terdesak lalu menonjol ke luar.

Pada saat sebelum sampai setelah didiagnosa Skoliosis, saya tidak merasakan sakit apapun. Semua kegiatan berjalan normal, bahkan aktivitas outdoor seperti olahraga Taekwondo, Pramuka dll dapat diikuti tanpa ada hambatan. Even if my auntie didn’t notice my Scoliosis, I wouldn’t even know it was there ! Menurut dokter, penyebab skoliosis saya adalah Idiopathic, tidak diketahui penyebabnya. Bukan karena ibu yang salah posisi menggendong saya pada saat saya bayi, ataupun kebiasaan duduk yang tidak tegak. Dan menurut dokter, operasi koreksi adalah tindakan yang sangat dianjurkan karena pada derajat kemiringan seperti saya ini terapi saja sudah cukup sulit.

Operasi Koreksi

Operasi koreksi pada dasarnya adalah memasangkan satu buah pen ke dalam tubuh kita, diletakkan bersisian dengan tulang punggung kita. Fungsinya adalah untuk menyangga tulang punggung sehingga tulang tsb tidak semakin miring/melengkung. Operasi koreksi tidak dapat mengembalikan kelurusan tulang punggung 100%, tetapi dapat mengurangi derajat kemiringan tulang tsb yang otomatis dapat memperbaiki kualitas hidup para Skolioser.

Pada kasus saya, dan beberapa kasus yang saya lihat foto rontgennya, pen diletakkan bersisian dengan tulang punggung dan dikaitkan dengan cara “diikat” ke tulang punggung di beberapa tempat, biasanya atas, tengah dan bawah. Sebelum dilakukan operasi koreksi, derajat kemiringan saya adalah sekitar 49 derajat. Terkoreksi setelah operasi menjadi sekitar 20 derajat.

Untuk persiapan operasi, saya diharuskan check in ke RS beberapa hari sebelum operasi dilakukan. Persiapan meliputi tindakan traksi, yaitu menarik tulang punggung dengan tujuan melemaskan otot2 di sekitar tulang punggung dengan cara memberi beban di bagian atas dan bawah tubuh (kepala kaki). Honestly, that method looked a bit primitive, but hey, what can you say ?!

Setelah operasi dan proses recovery selesai, waktunya untuk memakai gips yang bentuknya menyerupai rompi. Bahan gips yang tebal dan menutupi badan dari leher sampai ke pinggul, sangat menyiksa, physically dan mentally. Rasanya seperti sebuah Robot ! Looked like one and felt like one, karena gerakan tubuh kita sangat terbatas. Gips ini harus dipakai selama 6 bulan, dan boleh dilepas setelah 3 bulan, untuk mandi dan diperbaiki lagi bentuk gips nya. Bayangkan, selama 3 bulan tidak mandi sama sekali, dan pada saat mandi di RS pun posisi badan tetap harus berbaring dan kita dimandikan oleh Suster. Setelah mandi pun langsung dipakaikan lagi gips yang sudah di retouch bentuknya.

Pasca Operasi

Setelah operasi dan episode pemakaian gips selesai, kehidupan berjalan seperti biasa. Menurut dokter, pen yang sudah ditanam di tubuh tidak akan dilepas lagi, so I’ll live with it. Kalau ditanya rasanya apa, jawabnya: tidak terasa apa-apa. Hanya saja, saya cepat merasa pegal di daerah punggung apabila duduk di lantai dan tanpa menggunakan sandaran. Berjalan kaki lama pun akan merasa pegal dan linu di daerah sekitar pinggul belakang. Selebihnya, I am okay. Pada saat hamil pun tidak menemui kesulitan berarti, dan pada hamil anak pertama sempat merasakan proses lahiran normal yang kemudian diakhiri dengan SC. Pesan dokter hanyalah hindari mengangkat beban berat dan olahraga yang dianjurkan adalah renang.

Beberapa waktu yang lalu saya sempat ikut kelas yoga dan yang saya rasakan yoga membantu untuk memperbaiki postur tubuh (bahu) yang cenderung bungkuk. Bagi teman-teman yang tertarik dengan yoga, jangan lupa pada awal latihan menginfokan ke instrukturnya kalau teman-teman adalah Scolioser sehingga gerakan-gerakan yoganya bisa disesuaikan dengan kondisi Skoliosisnya.

From Time to Time

Kalau dulu th 1990an, yang saya lihat penderita Skoliosis masih sedikit jumlahnya. Namun sekarang, jumlahnya sudah meningkat. And thanks to Internet, sekarang informasi apapun tentang Skoliosis sangat mudah didapat. Bahkan sekarang ada wadah bagi penderita Skoliosis untuk berbagi segala macam informasi, yaitu komunitas Masyarakat Skoliosis Indonesia. Dari komunitas ini, saya melihat bahwa penderita Skoliosis tidak hanya di kota besar tapi di daerah-daerah juga banyak. Dan banyak juga teman-teman Skolioser yang derajat kemiringannya sudah lebih parah dari saya namun belum berkesempatan dilakukan operasi koreksi, tetapi masih tinggi semangat untuk hidup dan sembuh.

Di era teknologi yang serba canggih ini, terapi Skoliosis pun lebih baik dibanding di th 1990an dulu. Untuk yang derajatnya masih bisa dikoreksi tanpa harus dioperasi, bisa terapi dengan mengenakan Brace khusus. Dan treatment pasca operasi pun tidak se-horror dulu yang harus mengenakan gips satu tubuh selama 6 bulan.

Yang tidak kalah penting, once you are diagnosed with Scoliosis, please listen to your Orthopedic Doctor and do not go to alternative treatment other than Medical.

Love your body, love your life !

Signs of scoliosis