Sudah menjelang 1 tahun dari pertama kali gue ambil kelas privat berenang di Sport Club komplek sebelah. Dari yang cuma latihan 1x/minggu, sampai sekarang (berusaha) rutin 2x/minggu. Dari yang hanya bisa gaya asal-asalan, sampai sekarang hampir 3 gaya yang udah dikuasai (sombong dikiitt). Dari yang hanya latihan di lebar kolam, sampai sekarang drill nya di panjang kolam. Dan akhirnya, tujuan supaya bisa berenang bolak balik di panjang kolam pun tercapai. Bahagia? Alhamdulillah.
Bisa berenang dengan teknik dan gaya yang benar itu adalah impian gue sejak lama. Tapi ternyata….SUSAH! Kalau lagi konsen benerin tangan, nanti kaki yang bubar. Kalau konsen ke kaki, tangan yang kemana-mana. Belum urusan atur nafas (umur emang nggak boong). Teknik yang benar ini emang penting, karena selain untuk menghindari cedera juga menjadi salah satu penunjang supaya gue bisa berenang bolak balik di panjang kolam. Selain endurance, tentunya.
Kalau si endurance, latihan yang rajin, konsisten dan set up target, biasanya sih lama-lama pasti akan membaik. Dan teknik yang bagus akan bikin endurance juga makin oke.
Dan, satu lagi yang nggak kalah penting adalah: relax!
Sebagai atlit renang KW-10, tiap akan drill di panjang kolam selalu ada rasa cemas seperti akan sampaikah gue ke sisi kolam seberang sana. Di tengah perjalanan pun kadang ada rasa panik kalau tiba-tiba rasanya nafas nggak kuat. Atau kaki yang tiba-tiba berasa turun kebawah, atau kayuhan tangan seperti ada yang salah. Tapi saudara-saudaraku semua, percayalah, it’s just your mind playing tricks on you. So what you need to do is just stay relaxed, don’t panic and keep swimming.
My Killer Coach
Pertengahan tahun ini, coach gue ganti. Lebih muda dari coach sebelumnya, badannya pun lebih kecil. A very warm and cheerful young lady but when it comes to training, she’s one of a hell coach! Kalau lagi kasih drill, bisa sangat kejam hitungan set nya. Belum lagi break time yang terbatas banget dan biasanya setelah 5 set pemanasan baru dikasih break yang nggak boleh lebih dari 2 menit. Seringnya berasa mau pingsan kalau lagi latihan sama dia. Ngeluh-ngeluh cape, nggak akan ditanggapin..hahaha. Awalnya agak kesel karena gue belajar berenang targetnya buat benerin teknik dan I’m not going for some competition juga anyway. Tapi kelamaan gue terbiasa dan terpacu untuk terus ningkatin target latihan. And i’m not suffering alone juga, karena untuk tiap sesi latihan gue ada teman sependeritaan, my swim buddy!!
My Swim Buddy
I met her few months ago, a nice girl, nggak beda jauh lah umurnya sama gue (sepertinya ). So we both are taking the same schedule for this swimming class and we both share the same torture, pain and misery (*drama). Kalau lagi latihan berdua, it’d be less miserable karena jalannya pasti gantian jadi gue atau dia bisa colongan istirahat agak lamaan. Tapi begitu salah satu nggak masuk, wadawww…..torture is all for you, girl!
Despite all those tortures and misery, it’s FUN to be in the water (pool) and swim. Not only that you give your body its right to be treated in healthy way, but you also get yourself to socialize. With seniors.
Seniors are the wamest people on earth and they are chatty by nature, especially when you see each other’s face regularly. A brief hello would lead to a long-enough talk about everything. From a long-time-no-see starter, it would end up by you getting a valuable info about a recommended Orthopaedic Surgeon which you might need some time in the future. Dan dari mereka lah elo bisa copy paste semangat untuk stay physically active because they are fully aware that by staying physically active it can improve the quality of their life.
How about you?