Cium Tangan

This may sound pathetic for some of you, tapi setelah bertahun-tahun punya anak baru sekarang gue dapat kesempatan untuk tiap hari antar salah satu anak gue (si Kakak) ke sekolahnya.

Awalnya kegiatan rutin setiap hari sekolah ini hanyalah sebatas mengantarkan sampai pintu gerbang sekolah. Kemudian tunggu si Kakak berleha-leha sejenak di dalam mobil sampai akhirnya dia turun dan gue langsung jalan lagi ke kantor.

Tapi kemudian, watching kids-drop-off activities every morning menjadi sesuatu yang menyenangkan pada akhirnya. Gue jadi tahu anak mana yang di minggu-minggu pertama awal sekolah masih diantar dan ditungguin oleh ibunya di gerbang sekolah sampai jam masuk bunyi. Gue jadi hafal, mobil ini biasanya parkir di sebelah mana atau mobil itu datangnya pasti selalu setelah gue sampai di sekolah. Gue juga jadi tahu kebiasaan teman sekelasnya si Kakak yang ibunya setiap hari mengantarkan anaknya sampai ke dalam sekolah dan mereka berdua jalan sambil bergandengan tangan. Anak cowok lho, and it looks like he doesn’t mind at all to be seen holding hands with his mom. What a bonding. Admire you for that, Mom !

Satu hal yang menarik di setiap drop-off activities adalah momen ketika anak mencium tangan ayah/ibunya sebelum dia turun dari kendaraan. Dan ini yang bikin gue suka melow nggak jelas waktu melihatnya. Karena it did cross in my mind that untuk anak tingkat SMP apalagi yang tinggal di ibukota, kebiasaan cium tangan ayah/ibu perlahan (mungkin) mulai ditinggalkan. Tapi ternyata gue salah.

Semua anak yang diantar ayah/ibunya pasti cium tangan before they are parted. Dari yang cium tangannya khusyu dan khidmat, sampai yang cium tangan sekadarnya sambil lari turun dari kendaraan. Sampai-sampai ada anak yang tangannya ditarik lagi oleh ayahnya karena ayahnya masih ingin cium kening anaknya sebelum si anak masuk ke sekolah. What a view !

Hasil gambar untuk cium tangan

Cium tangan atau salim bagi sebagian besar masyarakat Indonesia sudah menjadi tradisi, yang berarti sebagai penghormatan kepada orang yang lebih tua atau dituakan. Beda dengan jaman gue dulu, anak-anak sekarang sudah dibiasakan untuk mencium tangan orang yang lebih tua dari mulai mereka kecil. Pembiasaan ini pun diajarkan dari tingkatan sekolah yang paling awal (PAUD/PlayGroup). Bahkan di beberapa sekolah, termasuk di sekolah anak-anak gue, setiap paginya beberapa guru akan berbaris rapi di gerbang sekolah untuk menyambut para murid yang datang. Murid yang datang pun kemudian berbaris rapi untuk bergantian mencium tangan para guru tersebut.

Tak hanya sebagai penghormatan kepada orang yang lebih tua, cium tangan pun kerap dilakukan oleh para pasangan sebagai bentuk cinta kasih dan admiration. Juga dalam beberapa tradisi, cium tangan kerap dilakukan kepada seseorang yang dianggap sebagai tokoh masyarakat.

Nah, yang menariknya lagi, setelah gue perhatiin banyak anak-anak sekarang yang cara melakukan ritual cium tangan ini bukannya meraih tangan kemudian diletakkan di bibir, tapi tangan hanya ditempelkan di pipi atau di jidat. 

Either way, I find it very touching when I see this hand-kissing thing, for whatever reasons behind it. At the end, good habits always preserve themselves.